MAKALAH SEJARAH
INDONESIA
“Islam
dan Jaringan PerdagananAntar Pulau”
O
L
E
H
Wiwin Fitriana
Guru Pembimbing
Sholihah S.pd
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
SELONG
Jalan Raya Sukamulia Telp. (0376) 22317
E-mail : smknegeri2selong@yahoo.co.id
Lombok Timur – NTB
Tahun Pelajaran
2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji
dan sukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini di susun untuk
memenuhi mata pelajaran Sejarah Indonesia. Semoga dengan penyusunan makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun tentang mata pelajaran
ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan adanya saran dan
masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing mata pelajaran Sejarah
Indonesia dan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya
makalah ini.
Harapan penyusun
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan
umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Sukamulia
, 18 Februari 2015
Penyusun
Wiwin
Fitriana
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ......................................................................................................... ........... 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang ........................................................................... ........... 4
1.2
Rumusan masalah ..................................................................... ........... 4
1.3
Tujuan ....................................................................................... ........... 4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Kedatangan
Islam ke Indonesia................................................ ........... 5
2.2 Pola Jaringan dan Pelayaran Antarpulau
di Indonesia dan
Hubungannya
dengan Wilayah lain di Asia Tenggara Sampai
Jatuhnya
Malaka 1511................................................................ ........... 5
2.3 Mata
Uang yang Digunakan................................................................... 6
2.4 . Peran Kepulauan Indonesia Dalam
Perdagangan dan
Pelayaran
di Asia Tenggara Sampai Abad ke-18..................... ........... 7
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................. ........... 8
3.2 Saran................................................................................. 8
3.3 Daftar Pustaka.................................................................... 9
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jaringan perdagangan dan pelayaran
antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan
baran-barang yang tidak ada di tempatnya. Untuk menunjang terjadinya hubungan
itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin,
navigasi, pembuatan kapal dan kemampuan diplomasi dagang. Dalam kondisi seperti
itu, muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan dan
membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kedatangan Islam ke Indonesia ?
2.
Bagaimana pola jaringan dan
pelayaran antarpulau di Indonesia dan hubungannya dengan wilayah lain di Asia
Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada tahun 1511 ?
3.
Apa saja mata uang yang
digunakan pada masa itu ?
4.
Bagaimana peran Kepulauan
Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sampai abad ke-18 ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui kedatangan Islam ke Indonesia ?
2.
Mengetahui pola jaringan dan
pelayaran antarpulau di Indonesia dan hubungannya dengan wilayah lain di Asia
Tenggara sampai jatuhnya Malaka pada tahun 1511 ?
3.
Mengetahui mata uang yang
digunakan pada masa itu ?
4.
Mengetahui peran Kepulauan
Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara sampai abad ke-18 ?
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 Kedatangan Islam ke Indonesia
Teori yang menerangkan bahwa Islam pertamakali datang ke Indonesia
adalah dari Persi yang beraliran Syiah. Namun, asumsi atau dugaan tersebut
tidak dapat di pertanggungjawabkan.
Dapat disimpulakan bahwa mubaligh-mubaligh Islam pertamakali ke Indonesia
itu datang dari Gujarat (pantai barat India, daerah sebelah barat Ahambadal).
Hal itu diartikan demikian :
Mubaligh-mubaligh itu datang dari Mekkah, Madinah, sebagian dari Yaman,
lalu singgah beberapa saat di Gujarat sebelum meneruskan perjalanan mereka ke
timur (Indonesia, Malaysia dan Filipina). Kemungkinan itu besar juga, mengingat
perjalanan ke timur itu ditempuh dengan perahu-perahu layar mengarungi samudera
Indonesia dan sangat jauh menenpuh perjalanan.
Di sisi lain H. Agus Salim menerangkan antara lain: ”Nyatalah
perhubungandari tanah Islam di barat dengan negeri kita ini sudah ada dari
zaman kebesan khalifah dalam abad 9.” Pada masa itu tidak ada kapal-kapal
bangsa lain dari pada bangsa Islam yang melayari lautan. Bisa dipastikan, bahwa
bangsa kita disini di Sumatera dan Jawa mendapat pelayaran daripada bangsa
Islam Arab dan Hindia itu, yang pertama-tama sekali mendapatkan pedoman dan
melahirkan pelajaran ilmu falak untuk melayari lautan besar. Bansa itu pula
yang mula-mula mengadakan gambar dan peta laut dan memperhatikan pertukaran angin
bermusim-musim.
Bahwa pada abad 3 Hijriah Al Mas’udi telah menyinggahi Nusantara kita. Bisa
diduga bahwa Al Mas’udi bukanlah satu-satunya orang yang menyinggahi Indonesia.
Seperti dikatakan oleh H. Agus Salim bahwa pada abad ke 9 Masehi (kira-kira
abad ke 2 Hirirah) hubungan antara orang-orang Islam dari Arab dengan Nusantara
sudah terjalin. Sebab, seperti yang dikatakan oleh ahli-ahli sejarah pula,
hubungan antar orang-orang Cina di Tiongkok sudah terjalain sebelum itu.
Sangatlah masuk akal bahwa pelayaran antara Arab-Tiongkok pastilah menyinggahi
Nusantara karena menengarungi lautan yang demikian besar dan jauh itu sangat
memerlukan tempat singgah untuk menambah perbekalan dan menantikan iklim yang
baik. Dan Indonesia terletak antara negeri Jazirah Arab dan Cina.
2.2 Pola Jaringan
Perdaganan dan Pelayaran Antarpulau di Indonesia dan Hubungannya Dengan Wilayah
Lain di Asia Tenggara Sampai Jatuhnya Malaka Tahun 1511
Pelaut-pelaut Nusantara juga telah mengetahui beberapa rasi bintang.
Ketika berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah pada pulau-pulau,
gunung-gunung, tanjung-tanjung,atau letak kedudukan matahari di langit. Pada
malam hari mereka memanfaatkan rasi bintang-bintang di langit sebagai pedoman
arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna sebagai pedoman
mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar menjadi pedomamnuntuk
menentukan arah utara.
Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1550 berpusat
dibeberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran,
Majapahit Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.
Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut.
Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan
diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang mendapat
prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu:
a) Lada, emas, kapur barus,
kemenyan, sutera, damar madu,bawang putih,rotan besi, katun (Sumatera);
b) Beras, gula, kayu jati
(Jawa);
c) Intan, emas, kayu-kayuan
(Kalimantan);
d) Kayu cendana, kapur barus,
beras ternak, belerang (Nusa Tenggara);
e) Emas, kelapa (Sulawesi); dan
f) Perak, sagu, pala, cengkih,
burung cenderawasih, perahu kei (Maluku dan Papua).
Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui sistem barter (tukar
menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya dilakukan oleh para
pedagang daerah pedalaman. Hal ini disebabkan kegiatan komunikasi dengan
daerah-daerah luar kurang lancar.
2.3 Mata Uang yang Digunakan
Beberapa macam mata uang yang sudah beredar pada masa itu adalah:
a. Drama (Dirham),mata uang emas
dari Pedir dan Samudera Pasai;
b. Tanga, mata uang perak dari
Pedir;
c. Ceiti, mata uang timah dari
Pedir;
d. Cash (Caxa), mata uang emas
di Banten;
e. Picis, mata uang kecil di
Cirebon;
f.
Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo;
g. Kupa, mata uang emas kecil
dari Gowa-Tallo
h. Benggolo, mata uang timah
dari Gowa-Tallo;
i.
Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa; dan
j.
Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam.
Mata uang asing yang telah digunakan
dalam kegiatan perdagangan di Nusantara antara lain Real (Arab). Yuan dan Cash
(Cina).
Para pedagang Nusantara, baik dari
Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau-pulau lain telah berhasil
menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di Semenanjung
Malaka; Pattani dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja;
Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain.
2.4 Peran
Kepulauan Indonesia Dalam Perdagangan dan Pelayaran di Asia Tenggara
Munculnya pusat-pusat perdagangan
Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini:
a) Pemberi bekal untuk berlayar
dari suatu tempat ke tempat lain.
b) Pemberi tempat istirahat bagi
kapal-kapal yang singgah di Nusantara.
c) Pengumpul barang komoditas
yang dipergunakan bangsa lain.
d) Penyedia tempat pemasaran
bagi barang-barang asing yang siap disebarkan keseluruh Nusantara.
Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di
Asia Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh
kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13.
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Teori yang menerangkan bahwa Islam
pertamakali datang ke Indonesia adalah dari Persi yang beraliran Syiah.
2. Mubaligh-mubaligh Islam
pertamakali ke Indonesia itu datang dari Gujarat (pantai barat India, daerah
sebelah barat Ahambadal).
3. Mubaligh-mubaligh itu datang
dari Mekkah, Madinah, sebagian dari Yaman, lalu singgah beberapa saat di
Gujarat sebelum meneruskan perjalanan mereka ke timur (Indonesia, Malaysia dan
Filipina).
4. H. Agus Salim menerangkan
antara lain: ”Nyatalah perhubungandari tanah Islam di barat dengan negeri kita
ini sudah ada dari zaman kebesan khalifah dalam abad 9.”
5. Pada abad 3 Hijriah Al
Mas’udi telah menyinggahi Nusantara kita. Bisa diduga bahwa Al Mas’udi bukanlah
satu-satunya orang yang menyinggahi Indonesia.
6. Hubungan perdagangan
antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1550 berpusat dibeberapa wilayah, antara
lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran, Majapahit Gowa-Tallo,
Ternate, dan Tidore.
7. Mata uang yang digunakan saat
masa itu ialah Drama (Dirham), Tanga, Ceiti, Cash (Caxa), Picis,
Dinara, Kupa, Benggolo, Tumdaya, Mass, Real dan Yuan.
8. Peranan Sriwijaya sebagai
salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara umumnya dan
Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh kesultanan Samudera Pasai sejak
abad ke-13.
9.
3.2
Saran
1. Kita sebagai generasi muda hendaknya
melestarikan budaya dan peninggalan sejarah.
2. Sebagai negara yang mempunyai posisi
strategis yang sering mendapat pengaruh kebudayaan asing hendaknya kita mampu
memfilter sehingga kebudayaan asli Indonesia itu sendiri tidak hilang.
3. Sebagai warga Negara yang cinta pada
tanah air, hendaknya kita mampu menerapkan nilai-nilai budaya yang positif agar
bangsa kita ini menjadi bangsa yang berkarakter.
4. Sebagai manusia yang mempunyai akal dan
pikiran kita hendaknya patuh akan larangan dan perintah Allah SWT.
3.3
Daftar Pustaka
www.gurusejarah.com>Home>SejarahIslam>SejarahWajibKelasX
hendrikofirman.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar